Minggu, 27 Februari 2011

Kau Kini Berbeda TAPI Tidak Berubah



Sejenak termenung dan kembali teringat bait-bait salah satu soundtrack anime yang udah diterjemahin;

“biarpun usang, biarpun hancur, aku pastikan bangkit lagi, karena aku cyborg yang baik.
Tak akan kalah tak akan takut, aku tak akan menyerah, akulah cyborg berhati baja.
Biarpun terkadang aku merindukan masa lalu, kehidupan kucing yang penuh kebebasan.
Jatuh cinta dan berkhayal, tidur siang dengan santainya, masa itu ....
Tetapi demi menjaga kakek dan nenek, juga melindungi teman-temanku, akan ku tembakkan meriam kebenaran ......”


Nah, apa hubungannya?? Msh blm sadar??
Sbenarnya anime ini bercerita tentang seekor kucing yang diubah menjadi cyborg trus tinggal sama kakek dan nenek. Tapi bukan itu yang akan kita bahas.

Yapz., bagi mereka yang baru dalam dunia “persilatan” ini, yang semangatnya masih menggebu-gebu, atau bahkan mereka yang sedang jatuh ke dalam “jurang” dan sedang mencoba untuk bangkit kembali, mungkin dengan bait-bait lagu ini sedikitnya bisa memberikan sebuah inspirasi untuk tetap berada di jalur yang semestinya.

Dan hal ini mengingatkanmu pula terhadap apa2 yang telah terjadi pada dirimu. Sperti pada lirik itu –tidak dapat dipungkiri– bahwa kau pun terkadang teringat dengan masa lalu yang jauh berbeda dengan masa yang sekarang kau jalani. Dulu kau masih sempat untuk tidur siang, bahkan rutin. Tidur di malam hari dengan nyenyaknya dengan dihiasi mimpi2 yang indah. Dulu waktu bersantaimu sangat panjang bahkan kau sampai bosan gara2 saking santainya. Dulu kau hanya menjalani kehidupan sperti mengikuti air yang mengalir, bingung untuk apa dirimu diciptakan, hingga2 kau mengeluarkan pernyataan “jika mati itu hanya sementara dan tidak menyakitkan kemudian kita bisa bangun kembali, aku mungkin memilih mati, membunuh diriku sendiri”. Atau “jika bunuh diri itu tidak berdosa, mungkin aku sudah dari dulu bergelar almarhumah”. Apa kau masih ingat itu??

Namun kau tidak sadar, ketika dirimu tidur siang, malam, saudara-saudara seimanmu yang jauh dari kata “nyaman” –seperti yang kau rasakan sekarang –sedang berjuang bertahan hidup atau sedang mendekati “jurang” kenistaan. Atau bahkan kau tahu itu, namun kau berusaha menutup mata, telinga, bahkan hatimu, diam dan tidak peduli apa yang terjadi dengan mereka. Namun, apakah kau tahu, sebenarnya dirimulah yang patut dikasihani, jiwa yang kering kerontang itu memerlukan “air” untuk tetap bertahan hidup. Tidak dapat diindahkan bahwa kaupun tidak akan tenang dengan segala ketenangan yang kau miliki ketika kau tahu mereka meronta meminta agar dirimu membebaskan mereka.

Dan begitu kau mengetahui hal itu kemudian bergerak, yang kau lakukan tidak hanya asal bergerak. Kau perlu mengetahui d’rule of “game” agar tidak terombang ambing bahkan tenggelam oleh keadaan. Begitu juga pribadimu. Pribadimu itu pun perlu penyejuk agar tetap bertahan dan semakin dekat dengan D’rule Maker. Karena Dia-lah Sang Penentu setiap apa2 yang telah kita usahakan. Yakinlah bahwa Dianya akan menolongmu. Dan jangan lupa pula be 100% ketika mengusahakan segala pekerjaan.”Akiramenai”

11.30 am 16 feb 2011, dihari yang semakin cerah, ditemani Channel NHK world ~your eye on Asia~

kita pun nanti sperti itu ....


Aah .... sebenarnya udah lama mo nulis ini ...
Tapi yah, kemauan itu belum ada ...
Hmmm
Maka dari itu, sekarang saia M.A.U (bukan M.U.A ya, hhoho) menuliskannya disini n membagikannya dengan sodara-sodara sekalian ...

Inspirasi ini saia dapatkan ketika baru-baru ini & dalam waktu yang cukup lama bersama mereka yang telah membesarkan saia (hontou ni arigatou gozaimashita okaa-san, otoo-san)...

sodaraku...,
kau pasti yakin bahwa Allah itu slalu melihatmu, slalu mengawasimu, bahkan selalu menunjukimu kepada jalur yang seharusnya kau tempuh, itu pasti, karena DIA menyayangimu.
Berkali-kali kita ditegur dengan berbagai cara, hanya satu yang Dia pinta,
kembali ke jalan-Nya.

Tabrakan, sakit yang tak kunjung sembuh, masalah yang bertubi-tubi, bencana alam,
dan lain sebagainya, itulah segelintir cara agar kita kembali padaNya, memohon kepadaNya, karena Dianya memang Sang Penentu kehidupan kita.

Sodaraku ...
apakah kau tahu, teguranNya pun sebenarnya berada sangat dekat dengan kita...

Sodaraku...,
Liatlah sekelilingmu, salah satunya ada dia yang menunggumu dengan setia di rumah, dan tak jarang slalu menuruti apa apa yang jadi keinginanmu,
Ketika kecil, kamu ingin mainan, dia akan membelikanmu kalo dia punya uang,
Kamu pengen jajan, dikasi olehnya uang, meski seadanya,
Kamu pengen beli buku, juga dibelikan,
Begitu juga ketika kamu pengen kuliah, supaya kegiatanmu lancar, dia rela banting tulang nyari uang buat ngbiayain kuliahmu, dia juga rela kemana-mana ga pake motor, karena kamu yang pake motornya ...

Hei sodaraku ...
Sayangnya itu hanya sedikit dari beribu2 pengorbanan yang telah dilakukannya,
Tapi, apakah kau juga menyadari, kau pun lambat laun akan seperti mereka,
Kulit yang tak lagi kencang,
Tubuh yang tak bisa lagi berdiri tegap,
Kaki yang tak mampu lagi berjalan jauh bahkan tidak mampu berdiri,
Mata yang tak lagi setajam dulu,
Bahkan untuk mendirikan shalat, berpuasa, dan ibadah lain sebagainya mereka bisa saja sudah kewalahan, sehingga yang mereka lakukan tidak bisa semaksimal dulu lagi,

Sodaraku ...
Apa kau lihat itu??
Apa kau masih mau membuang waktu,
Menyia-nyiakan tubuh bugarmu,
Bahkan membuang waktu untuk suatu kemaksiatan

Ah...
Sombong,
Kau dan aku itu sombong, kau tahu itu??
Menganggap seolah2 akan hidup abadi, bahkan awet muda,
“mumpung masih muda” , pasti itu yang selalu kau atau mungkin aku ucapkan ketika mereka menegur kita yang menghambur2kan waktu..,

Tapi apa kau tahu??
Mumpung masih muda inilah seharusnya maksimalkan ibadahmu, pekerjaanmu, pendidikanmu,
Karena kau tak tahu, apa yang akan menimpamu ketika kau sudah berumur nanti,
Ah sombong kau! Yakin kau akan melalui yang namanya masa tua??
Jangan2 sebelum masa itu kau sudah kembali keharibaanNya ...

Dan jangan bingung, jika mereka juga sering meminta pertolonganmu,
Apapun itu ...,
Karena kemampuan mereka untuk melakukannya sudah berkurang,
Atau mungkin sudah tidak ada lagi,
Dan apa kau tahu, jika umurmu nanti seperti mereka, kaupun akan merasakannya ...